Open top menu
Minggu, 01 Juni 2014

Inggris Negara Barat dengan Bank Syariah Terbanyak

Ditulis Oleh Bayhaque, LONDON.
Sebuah studi mencatat Inggris sebagai negara yang memiliki bank terbanyak bagi umatmuslim di antara negara Barat lainnya. Saat ini terdapat lima bank murni syariah di Inggris,sementara 17 bank lainnya seperti Barclays, RBS, dan Lloyds Banking Group telah memiliki unitusaha syariah.Aset perbankan syariah Inggris yang mencapai 18 miliar dolar AS (12 miliar  pounds) melebihi aset bank syariah seperti di Pakistan, Bangladesh, Turki, dan Mesir. Hal tersebut pun didukung oleh 55 universitas dan lembaga pendidikan lainnya di Inggris yang memiliki pendidikan keuangan syariah. Jumlah tersebut lebih banyak dibanding negara-negaralainnya.Berdasarkan laporan International Financial Services London (IFSL), perkembanganInggris sebagai pusat keuangan Islam dalam beberapa tahun terakhir sangat didukung oleh pemerintah. Dukungan pemerintah diantaranya adalah keleluasaan pajak bagi kredit rumah danmembuat perdagangan sukuk menjadi lebih mudah.Direktur Ekonomi IFSL, Duncan McKenzie,mengatakan dukungan kebijakan pemerintah Inggris akan keuangan Islam menempatkan pelayanan syariah seperti layanan konvensional. "Perkembangan keuangan syariah di Inggrismenunjukkan negara ini satu-satunya negara Barat yang memegang teguh fitur keuangan Islam,"kata McKenzie, sebagaimana dilansir dari telegraph.co.uk.Inggris menduduki peringkat delapandalam aset perbankan syariah di seluruh dunia. CEO UK Trade & Investment, Sir Andrew Cahn,mengatakan meski ekonomi syariah tak berasal dari Inggris, tapi keuangan syariah telahmenemukan tempatnya di Inggris."Tak ada sektor yang kebal terhadap krisis keuangan global,namun keuangan syariah telah menunjukkan daya tahan luar biasa," kata Cahn. Keuangan syariahdapat bertahan dari krisis kredit dan resesi lebih baik dari bank lainnya karena adanya laranganinvestasi di asset yang beresiko, seperti halnya sub-prime mortgages.
Terhadap perkembangan Bank Syariah di Indonesia, menimbulkan ketertarikan NegaraSingapur, Islamic Bank of Asia (IBA) sedang mencari peluang akuisisi di Malaysia dan Indonesia.Hal itu dilakukan untuk meraih pasar ritel di kedua negara.Asia menjadi prioritas utama IBAdalam melakukan ekspansi, walau juga melihat peluang ekspansi di Arab Saudi, Uni Emirat Arabdan Kuwait. Bank-bank syariah mengalihkan perhatiannya ke konsumer ritel setelah pasar sukuk mengalami perlambatan karena krisis ekonomi global. Meningkatnya permintaan akan investasiyang beretika dan ketertarikan non-muslim akan keuangan syariah membuat bisnis ritel menjadi pasar yang potensial.Chief Executive IBA, Vince Cook mengatakan bank yang berbasis diSingapura ini mempertimbangkan berbagai pilihan untuk masuk ke pasar Malaysia dan Indonesia,termasuk membeli saham bank-bank di negara-negara tersebut.“Singapura memiliki platform bagus dalam bisnis lintas negara. Indonesia dan Malaysia dapat melengkapinya denganmemberikan kami kesempatan membangun bisnis ritel di sana,” kata Cook, sebagaimana dilansir gulf-daily.news.com.IBA sendiri telah melakukan survei ke sejumlah institusi, namun belum ada yang menjadi target utama. IBA yang terbentuk pada 2007 memiliki modal 500 juta dolar AS. Saat ini IBA fokus pada sektor komersial, pembiayaan korporasi, pasar modal dan layanan pengelolaankekayaan. Bank dengan asset terbesar di Asia Tenggara, Singapore’s DBS memiliki 50 persensaham, sementara sisa saham lainnya dimiliki para investor negara-negara Teluk.DBS semakintertarik akan perbankan syariah, terutama saat perekonomian di dua pasar utama Singapura danHong Kong mengalami perlambatan dan semakin terjerumus dalam ke jurang resesi. Singapurasendiri memiliki ambisi menjadi pusat keuangan syariah dan secara agresif terus mempromosikankonsep syariah.Sudah seharusnyalah Pemerintah Indonesia didalam Kebijakan Dasar Maupun KebijakanPemberlakuannya, meberi suport dan membangun bangunan hukum tentang sistim ekonimi syariahdan perbankan syariah, mengingat perkembangan perekonomian syariah sangat berkembang pesat baik di asia tenggara maupun di dunia Barat terutama di Negara Inggris, kenapa PemerintahIndonesia tidak mengpergunakan peluang-peluang manis ini untuk menaggulangi krisis ekonomiglobat sekarang ini, yang sudah barang tentu dibantu dengan dengan perekonomian mikro diIndonesia yaitu dengan membangun dan memberdayakan koperasi syariah.Satu kekurangan lagi bagi Pemerintah Indonesia mengenai Pengaturan Sukuk yang sudahtertinggal dengan negara singapur, sedangkan Indonesia masih berbenah diri, mari kita lihat uraiandibawah ini : misalnya di Singapura telah menerbitkan Sukuk. Bank sentral Singapura, MonetaryAuthority of Singapore (MAS) telah melengkapi fasilitas penerbitan sukuk. Pengatur fasilitassukuk ini adalah Standard Chartered Bank (Stanchart) dan Islamic Bank of Asia, sementara penasihat hukumnya adalah Allen & Gledhill. Managing Director MAS, Heng Swee Keatmengatakan, sukuk memiliki posisi sama dengan Singapore Government Securities (SGS). MAS berkomitmen menerbitkan sukuk tersebut untuk memenuhi kebutuhan lembaga keuangan diSingapura yang memiliki rencana atau telah melakukan aktivitas syariah. Selain itu, sukuk jugadapat memperkuat kemampuan lembaga keuangan untuk memenuhi modal dan likuiditas.Anggotakomisi kelompok manajemen Stanchart, V Shankar memberikan ucapan selamat kepada MASsebagai bank sentral pertama di wilayah minoritas Muslim yang menerbitkan sukuk. ''Saya berharap ini bisa menjadi titik terpenting untuk mempromosikan keuangan syariah di Singapura,''kata Shankar.MAS juga menyatakan dampak langsungnya dapat membuat bank-bank di Singapuramasuk dalam pasar antarbank dan menawarkan pembiayaan Ijara Wa Igtina. Adanya perubahantersebut membuat lembaga keuangan dapat menawarkan instrumen lebih luas dalam pengelolaanlikuiditas dan penyesuaian antara aset dan liabilitas.Deutsche Bank Luncurkan Al Mi'yar FRANKFURT - Deutsche Bank meluncurkan platform syariah bernama Al Mi'yar untuk memfasilitasi sekuritas syariah. Deutsche Bank bekerjasama dengan Luxembourg Financial Group AG yang berperan sebagai manajer investasi.Head of Structuring for the Middle East and North Africa Deutsche Bank, Geert Bossuyt mengatakan, AlMi'yar akan menjadi sebuah revolusi dalam penerbitan sekuritas sesuai syariah. Platform Al Mi'yar telah sesuai dengan standar terbaru Accounting and Auditing Organization of Islamic FinanceInstitutions (AAOIFI). ''Deutsche Bank bangga kembali menjadi yang terdepan dalam inovasikeuangan Islam,'' kata Bossuyt, sebagaimana dilansir dari menareport.com.Sejauh ini DeustcheBank telah membuktikan dirinya bisa mengadaptasi segala jenis produk investasi dan strategisesuai syariah. Al Mi'yar akan memudahkan investor Islam dalam melakukan investasi denganmemberikan eksposur pada kelas-kelas aset berbeda.Berbeda dengan platform syariah lainnya, AlMi'yar memaksimalkan efisiensi dan memberikan perlindungan bagi para investor selainmeningkatkan likuiditas dan return. CEO Luxembourg Financial Group AG, Johan Groothaert
 
 mengatakan, Al Mi'yar menetapkan standar baru karena memberikan perlindungan lebih baik padanasabahBerdasarkan fakta-fakta tersebut, segera membangun perekonomian syariah agar parainvestor asing tidak ragu-ragu menanamkan modalnya di Indonesia yang khususnya pada perekonomian syariah di Indonesia dan Bank Syariah............akan dapat bersaing dengan Bank Konvensional yang telah lama berkiprah di bidang Perbankan.

Tagged
Different Themes
Written by Templateify

Aenean quis feugiat elit. Quisque ultricies sollicitudin ante ut venenatis. Nulla dapibus placerat faucibus. Aenean quis leo non neque ultrices scelerisque. Nullam nec vulputate velit. Etiam fermentum turpis at magna tristique interdum.

0 komentar